Berbicara scene underground
di Bali kembali kita akan
menemukan komunitas metal
sebagai pelopornya.
Penggerak awalnya adalah
komunitas 1921 Bali Corpsegrinder di Denpasar.
Ikut eksis di dalamnya antara
lain, Dede Suhita, Putra Pande,
Age Grindcorner dan Sabdo
Moelyo. Dede adalah editor
majalah metal Megaton yang terbit di
Jogjakarta, Putra Pande adalah
salah satu pionir webzine
metal Indonesia
Corpsegrinder (kini Anorexia
Orgasm) sejak 1998, Age adalah pengusaha distro yang
pertama di Bali dan Moel
adalah gitaris/vokalis band
death metal etnik, Eternal
Madness yang aktif menggelar
konser underground di sana. Nama 1921 sebenarnya diambil
dari durasi siaran program
musik metal mingguan di
Radio Cassanova, Bali yang
berlangsung dari pukul 19.00
hingga 21.00 WITA.
Awal 1996 komunitas ini pecah
dan masing-masing
individunya jalan sendiri-
sendiri. Moel bersama EM
Enterprise pada tanggal 20
Oktober 1996 menggelar konser underground besar
pertama di Bali bernama Total
Uyut di GOR Ngurah Rai,
Denpasar. Band-band Bali yang
tampil diantaranya Eternal
Madness, Superman Is Dead, Pokoke, Lithium, Triple Punk,
Phobia, Asmodius hingga
Death Chorus. Sementara band-
band luar Balinya adalah
Grausig, Betrayer (Jakarta),
Jasad, Dajjal, Sacrilegious, Total Riot (Bandung) dan Death
Vomit (Jogjakarta). Konser ini
sukses menyedot sekitar 2000
orang penonton dan hingga
sekarang menjadi festival rock
underground tahunan di sana. Salah satu
alumni Total Uyut yang
sekarang sukses besar ke
seantero nusantara adalah
band punk asal Kuta,
Superman Is Dead. Mereka malah menjadi band punk
pertama di Indonesia yang
dikontrak 6 album oleh Sony
Music Indonesia. Band-band
indie Bali masa kini yang stand
out di antaranya adalah Navicula, Postmen, The Brews,
Telephone, Blod Shot Eyes
dan tentu saja Eternal Madness
yang tengah bersiap merilis
album ke tiga mereka dalam
waktu dekat.
Memasuki era 2000-an scene
indie Bali semakin menggeliat.
Kesuksesan S.I.D memberi
inspirasi bagi band-band Bali
lainnya untuk berusaha lebih
keras lagi, toh S.I.D secara konkret sudah membuktikan
kalau band `putera daerah’
pun sanggup menaklukan
kejamnya industri musik
ibukota. Untuk mendukung
band-band Bali, drummer S.I.D, Jerinx dan beberapa
kawannya kemudian
membuka The Maximmum
Rock N’ Roll Monarchy (The
Max), sebuah pub musik yang
berada di jalan Poppies, Kuta. Seringkali diadakan acara rock
reguler di tempat ini.
LANJUT KE BAG 10